Sunday, October 20, 2019

Sejarah Singkat SMK Tunas Pelita Binjai


SMK ( d/h STM ) TUNAS PELITA menerima siswa baru mulai T.P. 1985/ 1986 dengan menawarkan 5 (lima) program keahlian “BOMEL” ( Bangunan, Otomotif, Mesin Perkakas, Elektronika, Listrik). Beberapa tahun kemudian karena peminat berkurang terus maka Program Keahlian Bangunan ditutup hingga tersisa 4 (empat) Program Keahlian. Tingkat Pertumbuhan (Rate of Growth) dari keempat Program Keahlian tersebut sangat bervariasi, namun Program Keahlian Mekanik Otomotif sangat dominan, ditandai dengan angka permintaan masuk setiap tahunnya meningkat terus.

Pada tahun 1995 oleh Dikmenjur SMK Tunas Pelita diberikan “STATUS DISAMAKAN” dan sejak itu ditunjuk sebagai Ketua Sub Rayon bagi SMK sekotamadya Binjai hingga saat ini.

Selanjutnya pada tahun 2002 SMK Tunas Pelita dinominasikan sebagai “SMK BERSTANDAR NASIONAL” berdasarkan hasil verifikasi setiap tahunnya yang dilaksanakan Direktorat SMK selama 2 tahun berturut-turut, masih tetap dinominasikan SMK berstandar Nasional sehingga pada tahun 2005 kembali Dikmenjur menominasikannya sebagai salah satu diantara 60 SMK di Indonesia yang akan menjadi SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL (SNBI) dan pada tahun 2006-2012 ditetapkan menjadi SMK RSBI dan oleh Pihak PT. Toyota Astra Motor Jakarta ditetapkan menjadi SMK Sub T-Tep untuk program keahlian Otomotif.

Selanjutnya seiring perkembangan waktu dan kebijakan program SMK RSBI di hentikan dan kemudian SMK Tunas Pelita ditetapkan menjadi SMK Berprestasi tahun 2013 hasil verifikasi tim Dit PSMK. Sampai pada Tahun 2014 SMK Tunas Pelita dipercaya dan ditetapkan menjadi SMK T-TEP (Toyota-Technical Education Program), Satu dari 2 SMK Se Pulau Sumatera dan Satu-satunya SMK Swasta di Pulau sumatera.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian dari jenjang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan pelatihan bagi peserta didik untuk memiliki Kemampuan (Competency), Pengetahuan (Knowledge), Keterampilan (Skill), dan Sikap (Attitude) sesuai pilihan Program Keahlian yang diminati. Proses pendidikan dan pelatihan yang terlaksana pada sekolah, semestinya memiliki kesesuaian dan kesepadanan terhadap permintaan pasar (Dunia Usaha/ Dunia Industri) baik pasar domestik maupun pasar Internasional.